Tuesday, November 9, 2010

makalah teropong bintang

ALAT-ALAT UKUR


I. Hari/Tanggal : Rabu, 27 Oktober 2010
II. Topik : Alat-alat Ukur
III. Tujuan : Untuk mengetahui berbagai jenis dan spesifikasi alat-alat ukur fisika dan penggunaanya
IV. Kajian Teori :
Maharta, (1987:239) menyatakan bahwa teropong adalah alat optic untuk melihat benda jauh ( seperti bintang, bulan ) agar tampak dekat dan jelas. Pada dasarnya teropong terdiri dari sebuah lensa obyektif dan sebuah lensa okuler
Teropong bintang (astronomi)

Keterangan
- Benda di jauh tak hingga (S = ∞) bayangan yang di bentuk lensa obyektif berada di titik focus lensa obyektif.
- Untuk mata tak berakomodasi, bayangan yang di bentuk lensa obyektif harus berada dititik focus lensa okuler sehingga Fob berhimpit dengan Fok.
Karena pengamatan benda-benda di angkasa dilakukan berjam-jam, maka biasanya di lakukan dengan mata tak berakomodasi.
Perbesaran teropong untuk mata tak berakomodasi :


Panjang teropong : d = Fob + Fok

Widagdo,(1985:132) menyatakan dengan sebuah teleskop kita dapat melihat benda-benda yang jauh sekali yang tidak dapat dilihatnya dengan mata telanjang.
Bayangan sejati yang di bentuk oleh obyektif jauh lebih kecil dari pada bendanya, tetapi karena telah didekatkan pada yang mengamatinya, maka dapat diselidiki melalui okuler yang bekerja sebagai lup.
Anonimus (2009) Teleskop merupakan alat paling penting dalam pengamatan astronomi. Jenis teleskop (biasanya optik) yang dipakai untuk maksud bukan astronomis antara lain adalah transit, monokular, binokular, lensa kamera, atau keker. Teleskop memperbesar ukuran sudut benda, dan juga kecerahannya.
Galileo diakui menjadi yang pertama dalam menggunakan teleskop untuk maksud astronomis. Pada awalnya teleskop dibuat hanya dalam rentang panjang gelombang, tampak saja (seperti yang dibuat oleh Galileo, Newton, Foucault, Hale, Meinel, dan lainnya), kemudian berkembang ke panjang gelombang radio setelah tahun 1945, dan kini teleskop meliput seluruh spektrum elektromagnetik setelah makin majunya penjelajahan angkasa setelah tahun 1960.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pengamatan pada lima abad lalu membawa manusia untuk memahami benda-benda langit terbebas dari selubung mitologi. Galileo Galilei (1564-1642) dengan teleskop refraktornya mampu menjadikan mata manusia "lebih tajam" dalam mengamati benda langit yang tidak bisa diamati melalui mata bugil.
Karena teleskop Galileo bisa mengamati lebih tajam, ia bisa melihat berbagai perubahan bentuk penampakan Venus, seperti Venus Sabit atau Venus Purnama sebagai akibat perubahan posisi Venus terhadap Matahari. Teleskop Galileo terus disempurnakan oleh ilmuwan lain seperti Christian Huygens (1629-1695) yang menemukan Titan, satelit Saturnus, yang berada hampir 2 kali jarak orbit Bumi-Yupiter.
Perkembangan teleskop juga diimbangi pula dengan perkembangan perhitungan gerak benda-benda langit dan hubungan satu dengan yang lain melalui Johannes Kepler (1571-1630) dengan Hukum Kepler. Dan puncaknya, Sir Isaac Newton (1642-1727) dengan hukum gravitasi. Dengan dua teori perhitungan inilah yang memungkinkan pencarian dan perhitungan benda-benda langit selanjutnya .
Teropong bintang atau teropong astronomi digunakan untuk mengamati benda-benda angkasa luar. Teropong bintang menggunakan dua buah lensa positif, masing-masing sebagai lensa obyektif dan lensa okuler. Berbeda dengan mikroskop, pada teropong jarak focus lensa obyektif lebih besar dari jarak focus lensa okuler.

V. Data Hasil Pengamatan
A. Nama Alat ukur yang dipelajari : Teropong
B. Kegunaan / fungsi alat ukur : Memfokuskan cahaya, sehingga benda-benda yang jauh atau letaknya tak terhingga dapat terlihat lebih dekat.
C. Spesifikasi alat ukur : - model 80060 telescope – focal length :


D. Gambar Alat Ukur




E. Komponen dan prinsip kerja alat ukur :
Komponen :
1. Penyangga
2. Lensa pembidik
3. Lensa objektif
4. Lensa okuler
5. Pengatur panjang focus
6. Pemutar (ensel)
Prinsip kerja :
1. Mengkalibrasikan antara lensa pembidik dengan lensa okuler.
2. Mengarahkan lensa pembidik pada sasaran yang akan di bidik.
3. Setelah obyek terlihat, mengatur lensa okuler dengan cara memutar pengatur panjang lensa okuler untuk mendapatkan obyek yang jelas.
4. Untuk memperbesar obyek, tambahkan lensa sesuai spesifikasi.
F. Contoh penggunaan alat : mengamati obyek berupa tiang listrik di UM Metro.


VI. Pembahasan :
Obyek benda yang diamati berada di tempat yang jauh tak terhingga, berkas cahaya datang berupa sinar-sinar yang sejajar. Lensa obyektif berupa lensa cembung membentuk bayangan yang bersifat nyata, diperkecil dan terbalik berada pada titik fokus. Bayangan yang dibentuk lensa obyektif menjadi benda bagi lensa okuler yang jatuh tepat pada titik fokus lensa okuler.
Yang pertama disebut mikroteleskop karena gabungan antara mikroskop dan teleskop. Prinsip kerja teleskop ini sebetulnya merupakan prinsip kerja sebuah mikroskop yang obyeknya berupa image yang dihasilkan oleh obyektif teleskop (lensa fotokopi). Menggunakan lensa lup (magnifier) yang besar juga bisa tapi kelemahannya fokusnya terlalu pendek akan terjadi pembiasan karena lensa tunggal dan biasanya lensa ini tidak mengalami proses coating (pelapisan) untuk mengurangi efek pembiasan. Sedangkan lensa fotokopi merupakan lensa gabungan sehingga dapat menghasilkan citra yang lebih tajam dan bagus karena citra dari obyektif inilah yang akan dilihat/dibesarkan oleh sistem mikroskop tsb, keuntungan mikroteleskop ini adalah gambar yang dihasilkan tegak/tidak terbalik.
.
Cara yang kedua, menggunakan langsung obyektif mikroskop sebagai eyepiece (okuler teleskop) dan lensa fotokopi sebagai obyektifnya. Prinsipnya adalah teleskop biasa yaitu menghimpitkan fokus antara obyektif dan okuler sehingga diperoleh kesan bayangan yang dibesarkan. Bayangan yang dihasilkan pada teleskop ini terbalik dari bendanya seperti lazimnya sebuah teleskop. Sistem fokuser dapat dibuat yang lebih baik menggunakan sistem ulir/sekrup, namun kalau kesulitan lobang bagian belakang diberi shok menggunakan gulungan kertas atau alumunium bubut sehingga bagian eyepiece/okuler dapat dimaju-mundurkan untuk mendapatkan fokus yang tepat. Bagian eyepice (okuler) juga dapat digunakan okuler milik binokuler. Kalau sudah oke tinggal taruh di atas penyangga/tripod dengan dudukan/mounting yang telah kita siapkan.
¬Sebuah teleskop mempunyai dua sifat-sifat umum:
* Seberapa baik dapat mengumpulkan cahaya
* Berapa banyak dapat memperbesar gambar
Sebuah kemampuan teleskop untuk mengumpulkan cahaya yang langsung berhubungan dengan diameter lensa atau cermin – aperture – yang digunakan untuk mengumpulkan cahaya. Umumnya, semakin besar aperture, semakin menyalakan teleskop mengumpulkan dan membawa fokus, dan terang gambar akhir.
Teleskop’s pembesaran, kemampuannya untuk memperbesar gambar, tergantung pada kombinasi lensa yang digunakan. Lensa mata melakukan perbesaran. Karena setiap perbesaran dapat dicapai dengan hampir setiap teleskop dengan menggunakan eyepieces berbeda, aperture adalah fitur yang lebih penting daripada pembesaran.
VII. Kesimpulan :
Teropong bintang atau teleskop astronomi merupakan alat optic yang digunakan untuk melihat benda yang jauh seperti bintang dan bulan, teropong ini menggunakan dua buah lensa positif yaitu lensa obyektif dan lensa okuler.

VIII. Daftar Pustaka :

Anonimus.2009.Teropong.http://www.scribd.com/doc/29316305/Teropong

Maharta, Nengah.1987. Belajar Fisika Sistematis. Bandung : Conseps Science Bandung

Mangunwiyoto, Widagdo. Fisika Jilid 2. Jakarta : Erlangga


No comments:

Post a Comment

Scientists Only »
PENTING!!! Terima kasih atas kunjungannya, saya mengharapkan kritik dan sarannya melalui kotak komentar apabila game, program, dan segala software yang lain dan telah di upload di blog ini mengalami kerusakan atau file corupt, serta kekurangannya. jika ada yang akan direquest untuk info update harap berkomentar!!
http://einsteinfisika.blogspot.com/