Monday, June 20, 2011

PENDIDIKAN MIPA

PENDIDIKAN MIPA

IPA adalah studi mengenai alam sekitar, dalam hal ini berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Cain & Evans (1990) menyatakan bahwa IPA mengandung empat hal yaitu: konten atau produk, proses atau metode, sikap, dan teknologi.

IPA sebagai konten dan produk mengandung arti bahwa di dalam IPA terdapat fakta-fakta, hukum-hukum, prinsip-prinsip, dan teori-teori yang sudah diterima kebenarannya.

IPA sebagai proses atau metode berarti bahwa IPA merupakan suatu proses atau metode untuk mendapatkan pengetahuan.

IPA sebagai sikap berarti bahwa IPA dapat berkembang karena adanya sikap tekun, teliti, terbuka, dan jujur. IPA sebagai teknologi mengandung pengertian bahwa IPA terkait dengan peningkatan kualitas kehidupan.

Jika IPA mengandung keempat hal tersebut, maka pemahaman siswa terhadap IPA menjadi utuh dan dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan hidupnya.

I. MENJELASKAN CIRI SEORANG YANG MELEK MIPA

Ciri-ciri seseorang yang melek IPA

Memiliki pengetahuan mengenai konsep, prinsip, hukum dan teori utama dalam IPA dan mampu menggunakannya secara tepat atau menggunakan proses IPA untuk memecahkan keputusan, membuat keputusan dan hal-hal lain, dengan cara-cara yang tepat.

memahami sifat dasar IPA (the nature of science) dan metode ilmiah

memahami keterkaitan antara ipa dan teknologi dan interaksinya dengan masyarakat telah memiliki keterampilan yang berhubungan dengan Ipa yang memungkinkannya berfungsi secara efektif dalam karier, kegiatan dalam waktu luang, dan dalam peran lain

memiliki sikap dan nilai yang selaras degan konsep, prinsip, hukum, dan nilai IPA dan nilai masyarakat luas.

Mengembangkan minat terhadap kita yang akan membawanya ke kehidupan yang lebih kaya dan lebih memuaskan, yaitu kehidupan yang memanfaatkan IPA dan konsep belajar seumur hidup.

II. MEMBEDAKAN 3 BENTUK MELEK IPA MENURUT SHEN

Menurut Shen (1975) dalam Bybee (1986), ada 3 bentuk dari melek IPA yang berbeda namun berkaitan, yaitu : praktis, yang bersifat kewarganegaraan, dan yang bersifat kultural.

Melek IPA praktis : ditandai dengan dimilikinya pengetahuan ilmiah dan pengetahuan teknis yang juga digunakan untuk membantu memecahkan kebutuhan manusia yang paling dasar dalam bidang kesehatan dan kelestarian hidup.

Melek IPA yang bersifat kewarganegaraan : ditandai dengan adanya kesadaran bahwa Ipa dan teknologi itu berkaitan dengan masalah-masalah sosial yang memungkinkan warga Negaradan wakil-wakilnya menerapkan isi-isi sosial.

Melek IPA yang bersifat kultural : yang ditandai dengan pemahaman bahwa IPA dan tenologi merupakan hasil karya manusia yang utama. Melek secara kultural membantu sebagai jembatan jurang antara “ dua kebudayaan”.

Melek MIPA juga merupakan sebagai penguasaan kemampuan dengan praktis seperti kesehatan, kelestarian hidup, dll. Penguasaan Pendidikan IPA menjadi suatu bidang ilmu yang memiliki tujuan agar setiap siswa terutama yang ada di SMP memiliki kepribadian yang baik dan dapat menerapkan sikap ilmiah serta dapat mengembangkan potensi yang ada di alam untuk dijadikan sebagai sumber ilmu dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan pemilikan konsep-konsep ipa baik dari teori lama sampai yang baru, maka pesrta didik mampu menguasai brbagai pengtahuan khususnya dalam perkembangan IPA. Dengan memiliki teori-teori terdahulu, maka ilmu tersebut dapat digunakan sebagai pembuktian dan penyempurnaan ilmu-ilmu alam yang baru. Hanya saja teori tersebut bukan untuk dihapal namun di terapkan sebagai tujuan proses pembelajaran.

Larry menyitir pendapat Hurd (1998) yang menyatakan bahwa orang yang dinyatakan melek sains memiliki 3 ciri sebagai berikut: (1) dapat membedakan teori dari dogma, data dari hal-hal yang bersifat mistis, sains dari pseudo sains, bukti dari propaganda dan pengetahuan dari pendapat. (2) mengenal dan memahami hakikat IPA, keterbatasan dari saintifk inkuiri, kebutuhan untuk pengumpulan bukti, (3) memahami bagaimana cara untuk menganalisis dan memproses data. Untuk menjadi orang yang melek sains ini diperlukan cara pengajaran yang berisfat konstruktif. Ciri pembelajaran yang bersifat kosntruktif ini dapat dibedakan dengan pembelajaran yang bersifat tradisional dengan cirri-ciri sebagai berikut: lebih memahami dan merespon minat, kekuatan, pengalaman dan keperluan siswa secara individual, senantiasa menyeleksi dan mengadaptasi kurikulum, berfokus pada pemahaman siswa dan menggunakan pengetahuan sains, ide serta proses inkuiri, membimbing siswa dalam mengembangan saintifik inkuiri, menyediakan kesempatan bagi siswa untuk berdiskusi dan berdebat dengan siswa lain, secara berkesinambungan melakukan asesmen terhadap pemahaman siswa, memberikan bimbingan pada siswa untuk berbagai tanggung jawab dengan siswa lain, mensuport cooperative learning, mendorong siswa untuk bekerjasama dengan guru sains lain dalam mengembangkan proses inkuiri.

Kecakapan memiliki proses IPA perlu dimiliki untuk melakukan proses inkuiri yang dilakukan melalui kegiatan aktif, oleh karenaya siswa harus memiliki kecakapan dalam hal-hal berikut: merumuskan pertanyaan yang dapat dijawab melalui investigasi ilmiah, mengklarifikasikan ide yang menuntun pada proses inkuiri, mendisain dan melakukan investigasi untuk menguji ide, menerapkan kemampuan yang sesuai dan aman untuk memanipulasi materi, peralatan serta teknologi, mengontrol dan memanipulasi variable, menggunakan sumber yang sesuai dan alat untuk mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasikan dan mengkomunikasikan data, menggunakan matematika untuk mengumpulkan, mengorganisasi dan menampilkan data. Siswa juga harus memahami bahwa IPA merupakan landasan bagi pengembangan teknologi dan teknologi diperlukan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan (IPA). Keterkaitan antara sains dan teknologi harus lebih ditekankan pada siswa kelas enam. Dalam aspek personal dan social, tujuan utama dari orang yang melek IPA adalah orang yang mampu menggunakan prinsip dan proses IPA yang sesuai dalam membuat keputusan pribadi.

III. MENGURAIKAN CIRI-CIRI SESEORANG YANG MELEK TEKNOLOGI

Ciri-ciri seseorang yang melek teknologi :

a. Memahami beberapa konsep dasar mengenai mesin/engineering, yaitu menenai : apa sistem itu, bagaimana kembali mempengaruhi sistem, apa yang dimaksud dengan probabilitas, dan bagaimana menggunakan model-model.

b. Memiliki pemahaman mengenai bagaimana cara kerja tekologi tertentu dan apakah kemampuan dan keterbatasannya.

c. Menyadari bahwa teknologi itu dikembangkan sesuai orang yang menggunakannya.

d. Memiliki kepercayaan diri untuk mempelajari teknologi, walaupun tidak memiliki latar belakang teknik.

Masyarakat luas hendaknya disadarkan tentang pentingnya MIPA dan teknologi dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan matematika harus dimiliki oleh setiap orang sekalipun kadarnya tidak harus sama. Setidak-tidaknya harus dipahami sebatas keperluan sesuai dengan profesinya. Kehidupan ini penuh dengan perhitungan (hisab) dan konsekuensinya setiap orang memerlukan kumampuan matematika dalam hidup dan kehidupanya.

IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan yang sangat luas terkait dengan kehidupan manusia. Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga perkembangan Teknologi, karena IPA memiliki upaya untuk membangkitkan minat manusia serta kemampuan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pemahaman tentang alam semesta yang mempunyai banyak fakta yang belum terungkap dan masih bersifat rahasia sehingga hasil penemuannya dapat dikembangkan menjadi ilmu pengetahuan alam yang baru dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan demikian, IPA memiliki peran yang sangat penting. Kemajuan IPTEK yang begitu pesat sangat mempengaruhi perkembangan dalam dunia pendidikan terutama pendidikan IPA di Indonesia dan negara-negara maju.

Pendidikan IPA telah berkembang di Negara-negara maju dan telah terbukti dengan adanya penemuan-penemuan baru yang terkait dengan teknologi. Akan tetapi di Indonesia sendiri belum mampu mengembangkannya. Pendidikn IPA di Indonesia belum mencapai standar yang diinginkan, padahal untuk memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sains penting dan menjadi tolak ukur kemajuan bangsa. Kenyataan yang terjadi di Indonesia, mata plajaran IPA tidak begitu diminati dan kurang diperhatikan. Apalagi melihat kurangnya pendidik yang menerapkan konsep IPA. Permasalahan ini terlihat pada cara pembelajaran IPA serta kurikulum yang diberlakukan sesuai atau malah mempersulit pihak sekolah dan siswa didik, masalah yang dihadapi oleh pendidikan IPA sendiri berupa materi atau kurikulum, guru, fasilitas, peralatan siswa dan komunikasi antara siswa dan guru.

IV. TUJUAN MIPA

MIPA pada perguruan tinggi memiliki tujuan Khusus

  1. Memberikan bekal dasar-dasar ilmu MIPA yang kuat melalui proses pendidikan tinggi dan penelitian yang inovatif dan kreatif.
  2. Memanfaatkan dasar-dasar ilmu MIPA dan terapan secara mandiri maupun bersamaan dengan ilmu-ilmu lain yang terkait menuju peningkatan nilai tambah yang kompetitif dan kualitas sumber daya manusia.
  3. Membuka program-program studi yang relevan dengan ilmu MIPA yang diperlukan di Negara kita.

Fungsi Mata Pelajaran IPA dalam Depdiknas (2004) adalah:

1. Menanamkan keyakinan terhadap Tuhan yang Maha Esa.

2. Mengembangkan keterampilan, sikap, dan nilai ilmiah.

3. Mempersiapkan siswa menjadi warganegara yang melek IPA dan teknologi.

4. Menguasai konsep IPA untuk bekal hidup di masyarakat dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Tujuan pembelajaran IPA adalah sebagai berikut:

1. Menanamkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya.

2. Memberikan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam, prinsip dan konsep IPA, serta keterkaitannya dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat.

3. Memberikan pengalaman kepada siswa dalam merencanakan dan melakukan kerja ilmiah untuk membentuk sikap ilmiah.

4. Meningkatkan kesadaran untuk memelihara dan melestarikan lingkungan serta sumber daya alam.

5. Memberikan bekal pengetahuan dasar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya.

Ada enam pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan pembelajaran IPA, yaitu:

1. Empat pilar pendidikan (belajar untuk mengetahui, belajar untuk berbuat belajar untuk hidup dalam kebersamaan, dan belajar untuk menjadi dirinya sendiri).

2. Inkuiri IPA.

3. Konstruktivisme.

4. Sains (IPA), lingkungan, teknologi, dan masyarakat (Salingtemas).

5. Penyelesaian Masalah.

6. Pembelajaran IPA yang bermuatan nilai.

Jadi seorang pengajar IPA seharusnya terbiasa memberikan peluang seluasluasnya agar siswa dapat belajar lebih bermakna dengan memberi respon yang mengaktifkan semua siswa secara positif dan edukatif.

V. PENGEMBANGAN KETERAMPILAN DALAM PROSES IPA

1. Menguraikan kemampuan yang perlu dikembangkan agar dapat memecahkan masalah.

Untuk mengembangkan kemampuan pemecahan masalah perlu dikembangkan:

a. Kemampuan mengidentifikasi masalah.

b. Kemampuan menjabarkan masalah ke dalam komponen-komponennya.

c. Kemampuan menyusun hipotesis.

d. Kemampuan merancang strategi pemecahan masalah (eksperimen).

e. Kemampuan memproyeksikan konsekuensi dari upaya pemecahan masalah yang dilakukan.

2. Menjelaskan cara pengembangan kemampuan mengumpulkan informasi.

Kemampuan mengumpulkan informasi dikembangkan melalui:

a. Kemampuan mengidentifikasi sumber-sumber informasi.

b. Kemampuan menyerap informasi yang relevan.

c. Kemampuan memanfaatkan informasi.

3. Menerangkan cara pengembangan kemampuan memanfaatkan inforamsi untuk mengambil keputusan

Kemampuan memanfaatkan informasi untuk mengambil keputusan dikembangkan melalui:

a. Kemampuan memilih dan menganalisis informasi.

b. Kemampuan menyusun paradigma berfikir berdasarkan informasi yang ada.

c. Kemampuan mearik kesimpulan dan megambil keputusan.

4. Menjelaskan macam-macam tingkat sikap yang igin dikembangkan melalui pendidikan MIPA.

Dimaksudkan untuk mengembnagkan pemahaman dan sikap terhadap nilai-nilai yang berlaku dan keterbukaan terhadap ide-ide baru dan perubahan-perubahan dalam rangka berpartisipasi dalam pembangunan nasional, yang meliputi:

· Pengembangan sikap dan ide yang berhubungan dengan masalah-masalah lokal. Misalnya yang berkaitan dengan energi, sumber daya manusia, dan lingkungan hidup.

· Pengembangan sikap dan ide yang berhubungan dengan masalah-masalah nasional.

· Pengembangan sikap dan ide yang berhubungan dengan masalah-masalah global, seperti masalah pangan dunia, kependudukan, mutu, dan kelestarian lingkungan..

· Pengembangn kesadaran terhadap kenyataan bahwa dunia/alam semesta adalah suatu sistem yang utuh dengan unsur-unsur yang saling berkaitan.

Pengetahuan , keterampilan dan sikap seseorang dibentuk, dimodifikasi dan dikembangkan melalui belajar. Dengan belajar matematika, diharapkan seseorang akan memiliki sikap-sikap yang merupakan ciri khas matematika, yaitu : logis, kritis, sistematis dan konsisten.

Sasaran belajar matematika tidak hanya pada domain kognitif (inteligensi sangat berperan), tetapi juga pada domain afektif dan psikomotor. Matematika adalah saudara kembar seni, oleh karena itu belajar matematika juga bedampak memiliki jiwa seni, yaitu tajam dalam berimajinasi serta tanggap dan peka dalam memprediksi/memproyeksi.

1. Yore, Larry D. What is Meant by Constructivist Science Teaching and
Will the Science Education Community Stay the Course for Meaningful Reform?
. Tersedia On-line di: http://unr.edu/homepage/crowther/ejse/yore/html. Tanggal akses: 11 Oktober 2006

2. ………………..North Carolina Standard Course of Study Science: Grade Five. Tersdia on-line di : http://www.ncpublicschool.org/curriculum.gradefive. Tanggal akses: 10 November 2006

No comments:

Post a Comment

Scientists Only »
PENTING!!! Terima kasih atas kunjungannya, saya mengharapkan kritik dan sarannya melalui kotak komentar apabila game, program, dan segala software yang lain dan telah di upload di blog ini mengalami kerusakan atau file corupt, serta kekurangannya. jika ada yang akan direquest untuk info update harap berkomentar!!
http://einsteinfisika.blogspot.com/